Rabu, 29 Juli 2009

Samudra..

Indahnya kau diciptakan
Besar dan luas ta terbatas
Gempitanya kau dihamparkan
Gelegar suaramu gempita

Kau terima semua makhlukNya
Tanpa ada syarat pun
Kau bagi rizki semua Makhluknya
Tanpa ada syarat pun

Meski kau disakiti oleh tamumu
Meski kau dirusak oleh MakhlukNya
Meski kau dilukai oleh pendatangmu
Kau tak pernah menggebrak penjahatNya

Meski bau busuk menyengat masuk
Tapi kau tetap harumkan dengan bungamu
Meski api datang menusuk
Tapi kau dinginkan dengan lautmu

Panasnya matahari menyengat
Kau sejukan dengan embunmu
Dinginya salju mendera
Kau hangatkan dengan mentarimu

Hatimu memang luas
Membentang salurkan syurga
Menghampar sejukan dunia
Ta seperti aku yang bias

Samudra..
Seandainya hatiku seluasmu..

Selasa, 28 Juli 2009

Aku ta tahu

Aku tak tahu harus mulai dari mana?
Aku tak tahu harus menulis apa?
Ditanganku duka
Ditanganku suka

Mencari apa yang dicari
Menunggu apa yang ditunggu
Aku merasa dikejar waktu
Dari mana kamu datang?
Aku tak mendengar langkahmu

By Iwan F

Jumat, 17 Juli 2009

Ta kan cemburu

Apa aku harus cemburu...
melihat ombak itu terus bergerak
memperhatikan angin itu terus melambai
melihat sayap burung itu terus mengepak
memperhatikan daun2 membelai

Apa aku harus iri...
Menyaksikan air itu terus mengalir
Mendengar halilintar itu itu bergemuruh
Menyaksikan bintang terus bersinar
Medengar rintik hujan gemeriuh

tapi itu kehendakMu bukan?

Hari ini,
Gunung kami meletup murka
Ombak kami membludak marah
Air kami menerjang murka
Tanah kami gemuruh marah

Ya Allah,
Apa aku terlanjur cemburu dan iri?
hingga Kau menimpakan ini?

Lindungi kami Ya Allah,
Aku ta kan lagi cemburu dan iri pada mereka

Kamis, 16 Juli 2009

Bunga apa kau?

Indah memang kumbang melihat parasmu..
Cantik jelas sedapnya dipandang para kupu2..
Wangi semerbak kumbang menciumu..
Manis memang dirasakan oleh semut2..

Kau kata kau sudah punya lebah yang baik..
Lebah untuk pasangan hidup..
Kau kata kau akan setia pada lebahmu itu..
Lebah yang akan mendampingmu..

Tapi..
Kau bukakan kelopakmu besar2..
Kau hiraukan mahkotamu yang cantik..
Membuat lebah, kupu2, kumbang dan semut mendekatimu..
Anehnya, kau terima mereka..

Lalu,
Kau minta kupu2 itu menari untukmu..
Kau mau lebah itu mengobatimu..
Kau minta semut itu membawakan makananmu..

Namun,
Kau ta beri apa yg mereka mau..
Kau ta biarkan madu dihisap oleh mereka..
Kau ta mau merugi sendiri..

Aku ta tahu apa maumu..
Aku ta mau kau terluka..
Aku ta mengerti mengapa kau seperti itu..

Hati-hatilah..
Karena malaikat akan mencatatnya..
Karena mereka akan membalasnya..
Karena Tuhan Maha Mengetahui hatimu..
Karena Tuhan akan membalas yang lebih buruk...


Rabu, 15 Juli 2009

Nyanyian jiwa

Nyanyian jiwa
Bersayap menembus awan jingga
Mega mega Terburai diterjang halilintar.
Mata hati bagai pisau merobek sangsi
Hari ini kutelan semua masa lalu.
Aku sering ditikam cinta
Pernah dilemparkan badai
Tapi aku tetap berdiri

Gelisahku..

Luruh lantah hingga menggelantah
Gundah gulana hingga merana
Berlaksa duka hingga nestapa
Mengharu biru hingga berderu

Resah gelisah ta tahu mengapa
Meringis tangis ta tahu apa
Kacau balau entah bagaimana
Sakit menjerit ada apa

Selasa, 14 Juli 2009

Kamukah wanita pelapor itu...

Awalnya, manis mulutmu terucap..
Hingga ku tertegun dan kuanggap kau mesra..
Harapanku, kau menjadi temanku tetap..
Bangga bila berkawan denganmu serasa..

Hari itu,
Aku pun iba melihatmu saat kenegriku sendiri ta ada kawan..
Lalu kubagi kau kesempatan datang ke Bandung...
Moga kau jadi kawan yang menawan..
Agar hatiku ta kosong dan merasa mendung..

Dan sepertinya kau dapat bantu..
Ta sedkitpun terpikir kau seperti ini sekarang..
Kenapa kau sekarang jadi hantuu...
Menakutkan kami semua orang...

Aku ta tahu siapa bagi tahu..
Aku ta tahu mengapa dia tahu..
Mana aku tahu orang jadi tahu..

Rupanya kau katakan semua..

Rumahku cantik..
Mobilku menarik..
Sampai kau katakan pembantuku banyak..
Dan uangku banyak...

Kau menjadi orang kepercayaan bosku..
Rupanya kau spy hebat...
Membuat terlena bosku ...
Karena kau telah mengadu dengan hebaaat...

Aku benci...
Seandainya aku tahu itu..
Menyesal kau bawa ke rumahku..
Sepertinya segalau kau tahu..

Kaukah ular berkepala dua..
Mempunyai hati dua..
Hati dengki pada kawanmu..
Dan hati "oke" saja pada bosku..

Aku harap Tuhan membalas kebaikanmu..
DAN KEDENGKIANMU....

Hari ini, 14 tahun yang lalu..

Hari itu, aku berkeluh kesah pada teman tentang penderitaanmu..

Sabtu itu, hatiku gundah entah siapa yang tahu..

Gelisahku terjawab saat kutelepon rumah..

Aku melihatmu telah terbaring di tempat orang ta berdaya..

Tapi…

Mengapa kau menyuruhku pulang..

Mengapa ta kau ijinkan aku menunggumu..

Kau hanya katakan:

Selesaikan sekolahmu dengan cepat, jadilah orang sukses…

Luluh hatiku terpaksa pulang..

Minggu pagi, hatiku makin tak menentu..

Kucoba mencari suasana lain dengan sahabatku yg hilang..

Lalu aku pulang ke rumah tempat KKN..

Semua di depan rumah itu menanntiku dengan bisu..

Air mata mata sepuh pun ta tahan melihatku..

Cep, geura uih ayeuna ka Bandung…

Gemuruh hatiku di bus…

Ya Allah moga dia baik2 saja…

Hey…mengapa temanku mengikutiku di belakang..

Ada apa ini..jantungku makin bergejolak..

Berlalilah aku kencang mendatangi RSHS..

Lalu aku dapat jawaban dari suster..

Anda ko anaknya ga tahu dia dah tiada..

Tak sadar celaka, aku lari kencang menuju rumah neneku..

Ternyata kau telah terbujur kaku…

Aku berteriak keras, dan ta sadarkan 30 menit kemudian..

Isak tangis ku keluarkan agar aku Ridho melepasnya..

Kau kemarin bicara lantang padaku…

Selesaikan sekolahmu dengan cepat, jadilah orang sukses…

Tanpa terkira kau akan seperti ini..

Tangisku semakin menjadi,

saat…

Bibiku berbisik pada telinga kirimu:

saya ridokan uang 200ribu yang dipinjam untuk sekolah anakmu

saat..

Kakaku meberikan satu kantung plastik beras yang dibawamu untuku…

Saat..

Kutahu ternyata kau bekerja tanpa kenal lelah untuk anakmu..

Kutahu kepedihan dan penderitaan yang kau terima selama ini…

Mamah…

Aku telah selesaikan sekolahku cepat..

Aku kan jadi orang sukses untukmu..

Aku kan membuatmu bangga di syurga..

Tiada yang menghinakan kita lagi…

Wanita malaysia pertama kukenal

Panas menyengat kujalan gempita
Di negeri jauh yang ta pernah kupikir aku disini
Mencoba menepati waktu bertemu..
Dan aku kenalmu di antara gedung2 hostel

500 m kita berjalan menuju lab..
berhentiiii..kukatakan, jalanmu terlalu laju..
Aku ta terbiasa..keringat pun berpeluh..
kucoba lantunkan terima kasih padamu..
karena kau yang pertama kukenal di negri ini..

Sesampai kita dilab..
aku pun beramah mesra dengan kawan2mu..
aku sangat senang, rasa terima kasih kuucapkan..

Tapi...hey..kemana..
Aku dititipkan pada orang yang baru kukenal juga..
Sama sekali ku ta tahu...
Kau hilang entah kemana..
Hingga aku pun senidri disini..

Lalu, akupun pulang...
Aku merasa aneh dengan wanita ini..
Teman baruku di negri seberang..
Dia tinggalkan begitu saja..
Dia suruh orang yang dia ta tahu masalahnya..
Aneh!!!!

Lalu, sepulang ku ke Indonesia..
Kau ditunjuk untuk bantuku urusakan surat..
Kau katakan "aku harus datang kesini urus sendiri"
Aneh!!!!

Aku pun mulai ta simpatik lagi...

Desember...
Kami berencana ke Surabaya..
Aku rancang agar temanku datang ke tempatku..

Sebagai rasa terima kasihku..
kuberi kau fasilitas di Bandung..
harapanku dia memberi tahu apa yang dia tahu..
hmmm...tapi dia garang..
Aku disuruhnya baca lagi...
setiap kutanya..dia katakan "baca lagi"..

Suatu waktu dia ingin tukar uang denganku..
Saat aku beri uang itu...
Haaah? dia kembalikan uangku..
Kata dia terlalu mahal..
Akupun terima..

Lalu dia balik lagi meminta..
Tukar...saya pun katakan ta membawa..
Akhirnya kurtukarkan..
Rupanya kau ingin untung yah..

Aku temanmu buka pebisnis..
Dasaaaaar..

Senin, 13 Juli 2009

Ya Humairah...

Bagiku...
Ta banyak bunga yang cantik seindah dirimu..
Meski kutahu madu manis, tapi ta semanis dirimu..
Ta sedikit bunga berguguran di musim semi, tapi kau bunga ta pernah gugur dimataku..
Meski kutahu harta itu kenikmatan, tapi lebih nikmat ada disampingmu...

Kutahu embun sangat sejuk, tapi ta sesejuk kulihat wajahmu..
Kutahu rembulan menerangi gelapnya malam, tapi kaulah yang menerangi istanaku..
Kutahu sepoian angin sangat sendu, tapi ta sesendu dirimu..
Kutahu siulan burung sangat indah, tapi ta seindah dendanganmu...

Kutenang berada dalam naunganNya, tapi bertambah tenang jika kau disampingku..
Kubahagia bila Dia lemparkan ku ke syurga, tapi lebih bahagia bila bersamamu..
Kutertegun melihat keindahan ciptaanNya, tapi lebih tertegun melihat kau..

Karena,
wajahmu sejukan hatiku..
senyummu tenangkan diriku..
ucapanmu membahagiakan diriku..
harummu membetahkan di istanaku..

untukmu...Ya humairah

sahabat ku yang kucari..

Aku masih ingat saat kau katakan..
bahwa aku
real brorher bagimu..
aku selalu siap jadi brother bagimu..
saat susah dan saat senang...

Sungguh, telah lama kucari engkau..
Agar kau tahu bahawa aku merinduimu..
Aku khawatir padaamu..
Apaalgi kutahu lelakimu itu posesive..
Aku sering baca tulisaanmu di tempatmu bekerja..
Aku pun baca tentang jeratan kasus yang menimpamu..

Tahukah engkau..
Hampir putus asa aku mencarimu..
Satu harapan, aku buka wajahku dalam fs dan fb..
Agar aku bisa menmukanmu..

Akhirnya usahaku berhasil..
kau kutemukan setelah 10 tahun lewat fb..
Masya Allah aku kegirangan...

Tapi mungkin aku terlalu berharap...
Memang kau berubah...
Kau ta sepduli yang kuharap...
Saat aku butuh dirimu..
Kau hanya diam membisu..

Akau tidak banyak berharap..
Hubungan sahabat kembali bersemi..
Dimana kita saling peduli..
Satu, dua bulan ku menanti itu..

Tapi harus kutelan pahit..
Kau mengaggap aku 'mangsa' bisnismu..
Kau hanya menghubungiku karana bisnismu..
Sedih ini harus kuterima..
Biarlah...karena memang sudah berubah...
Kau pun sudah punya tambatan hati..
Aku pun begitu..

Maaf sahabat..
Aku
Real brother yang kau katakan..
Mungkin tidak seperti itu lagi...

Kelak nanti

Aku hanyalah semak diantara belukar

Aku hanya semut di anatara binatang hutan

Aku hanya ranting di antara pepohonanan

Aku hanya akar diantara tetanaman

Sadarkah engkau bahwa aku

mudah terinjak diantara sejumput rumput,

mudah tertindas diantara sekian binatang

mudah dipatahkan diantara sekian dahan pohon

Jangan lakukan itu, karena

aku bukan duri di dalam dagingmu

aku bukan badai yang akan menghantamu

aku baukan paku diantara langkahmu

Jangan abaikan aku, kelak kau akan tahu bahwa

semak itu aka tersusun jadi rumah indahmu

semut itu akan kumpulkan makananmu

ranting itu akan perpanjang sisa hidupmu

akar itu akan bangun fondasimu yang merapuh

Sabtu, 11 Juli 2009

Wahai Bunda Pertiwi....


ku tlah dihantam bencana berlaksa-laksa, diuji celaka berjuta-juta..mengapa aku harus risau...
Meski jiwaku mengharu biru, hatiku menghitam pekat..kan kulawan pisau yang menghunus..karena cinta kekuatanku..
bergeloralah bulan itu, temaramlah malam ini, senyaplah angin dingin..agar aku dapat mendengarkan nafas-Nya
bendunglah laut itu sebisamu agar bundamu salut,
genggamlah isi gunung itu semampumu, agar pertiwimu tak merenung,
Tebaslah angin yang gemirisik, sampai kau ta takut dunia
Ambilah matahari di upukmu, hingga kau dapat terangkan duniamu
Rangkulah bulan yang sendu, agar tiap malam engkau benderang dimanapun…

”Warning” Formalin, Perlukah?



http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/13/0902.htm

Larangan formalin sebagai bahan berbahaya bukan hal yang baru, karena pemerintah mengeluarkan larangan formalin digunakan dalam makanan sejak tahun 1988 lewat Permenkes No। 722/Menkes/Per/IX/88, bahkan Amerika Serikat melarang keras formalin sejak tahun 1904.



PENGGUNAAN formalin dalam makanan merupakan berita hangat beberapa stasiun televisi dan media massa lainnya। Menurut laporan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jakarta, 58 sampel dari 98 sampel tahu, mi, ikan, bakso, dan sosis mengandung formalin, bahkan Sampurno (Kepala BPOM) menambahkan sebagian dari 761 sampel positif formalin। Artinya, lebih dari 50% sampel makanan mengandung zat pengawet mayat tersebut. Sampel yang terdaftar di POM saja mengandung formalin, apalagi sampel yang tak terdaftar, yang jumlahnya di pasar tradisional lebih banyak dibandingkan dengan yang terdaftar.


Sebetulnya, larangan formalin sebagai bahan berbahaya bukan hal yang baru, karena pemerintah mengeluarkan larangan formalin digunakan dalam makanan sejak tahun 1988 lewat Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88, bahkan Amerika Serikat melarang keras formalin sejak tahun 1904. Namun, penggunaan formalin semakin marak. Kalau dulu hanya di mi basah, tahu, dan bakso, sekarang menyebar pada sosis, ikan, dan daging ayam segar.

Bahaya formalin

Memang, kasus ini ditanggapi dingin saja oleh masyarakat, tidak seperti kasus keracunan dioksin, atau infeksi flu burung yang dikhawatirkan masyarakat. Apakah dioksin dan flu burung langsung menelan korban meninggal, sedangkan formalin tidak langsung menelan korban meninggal, sehingga masyarakat tidak begitu merespons dengan kasus ini? Atau apakah pemerintah menganggap bahaya formalin sama dengan bahaya rokok?, sehingga hanya sekadar peringatan saja pada masyarakat tanpa tindak lanjut hukum yang tegas? Bahaya formalin sudah diteliti banyak pakar kesehatan dunia, bahkan tahun 1984 WHO melaporkan 12 kasus kematian akibat keracunan formalin.

Formalin atau formaldehid sangat reaktif, bereaksi cepat dengan lapisan lendir, saluran pencernaan, dan saluran pernapasan. Senyawa ini telah digunakan sejak 100 tahun lalu sebagai desinfektan, bahan pembuatan sutra sintetik, antikusut bahan tenun di industri tekstil, pengeras film dalam fotografi, dan yang paling terkenal adalah pengawet mayat. Toksiknya formalin terutama adalah merusak membran mukosa dan mengiritasi sistem pencernaan secara perlahan hingga menjadi kanker. Wanita yang tercemar formalin secara berlebihan akan mengalami kegagalan fungsi reproduksi. Menurut laporan WHO (1989), pemberian formalin melalui mulut menyebabkan pencernaan akut, dapat menyebabkan luka pada ginjal, disurea, gangguan saluran cerna akut yang mengakibatkan pada kematian karena udema pada paru-paru, serta kegagalan respirasi. Penelitian (1989) menyebutkan, formalin mempunyai ambang batas tertentu yang dapat memengaruhi keadaan organ tubuh tertentu (ambang batas pada alat pernapasan 0,05-1 ppm, iritasi mata 0,01-2,0 ppm, iritasi pernapasan 0,08-1,6 ppm, gangguan paru 5-30 ppm, dan kematian >500 ppm). Pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, yaitu rasa sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf, dan kegagalan peredaran darah.

Sudah menjadi ciri khas negeri ini, tidak ada kasus kematian, tidak ada tindakan khusus, meskipun formalin berbahaya sekali, bahkan menyebabkan kanker, tetapi sekali lagi belum ada kasus besar seperti infeksi flu burung atau antraks yang langsung menelan kematian akibat formalin, sehingga menurunkan citra pemerintah dan menyebabkan kekhawatiran di masyarakat.

Dalam hal birokrasi, jelas BPOM (Badan (pusat) atau Balai Besar (Provinsi) Pengawas Obat dan Makanan) yang paling berwenang untuk memeriksa dan mengawasi keamanan makanan yang beredar di Indonesia, namun saya pikir tenaga peneliti di BPOM sudah kepayahan menghadapi industri makanan, mulai dari pendaftaran, standardisasi, dan pemeriksaan, sedangkan pekerjaan BPOM bukan saja makanan, tetapi mereka juga harus memeriksa dan mengawasi peredaran kosmetika dan obat.

Publikasi BPOM tanggal 27 Desember 2005 baru tentang penggunaan formalin saja, bagaimana penggunaan rhodamin B, pewarna merah tekstil yang sudah menyebar pada jajanan di sekolah (TK, SD, dan SMP)? Atau boraks, cemaran mikotoksin? Begitu menumpuknya pekerjaan BPOM di daerah.

Belum lagi fasilitas di BPOM yang tersedia, berapa HPLC, spektroskopi, pereaksi yang mereka punya? Tidak cukup untuk memantau seluruh produk makanan di Indonesia? Jadi, selama ini BPOM memeriksa bahan makanan yang rawan keamanan pangan saja dan bahan permintaan dan pihak luar? Misalnya, BPOM tidak sempat memantau es batu yang sering digunakan untuk es campur, es cendol jajanan tradisional. Padahal menurut penelitian mahasiswa kami, pada beberapa kasus kandungan cemaran bakteri dan logam berat pada es batu melewati ambang batas. Jadi, masalah pertama adalah BPOM masih butuh bantuan respons dari masyarakat, oleh karena keterbatasan tenaga mereka?

Masalah kedua dalam birokrasi, BPOM memang mempunyai kewenangan menyidik, seperti halnya kepolisian. Namun, setelah BPOM menyerahkan ke pengadilan, apa yang dilakukan oleh pengadilan? Entahlah, kasus yang diserahkan BPOM ke pengadilan umumnya menguap di permukaan, entah menguap di BPOM, kepolisian atau di pengadilan hubungan BPOM dengan Deperindag selama ini dalam kewenangannya menutup industri, mungkin baik-baik saja, kecuali jika sudah dicampuri urusan politik, seperti kasus Ajinomoto. Jadi, masalah kedua dalam birokrasi adalah koordinasi yang begitu lemah antara BPOM dengan penegak hukum.

Sebagai pendidik, peneliti, dan pengabdi masyarakat, saya mempunyai pemikiran dalam menyelesaikan masalah pertama. BPOM hendaknya menggandeng perguruan tinggi, (selain kerja sama untuk kuliah praktik para calon apoteker), tetapi bekerja sama dengan para peneliti perguruan tinggi dalam pemantauan di lapangan.

Pendidikan tinggi memiliki sumber daya peneliti yang banyak, dan setiap staf membawahi mahasiswa yang harus dia bimbing. Seandainya saja, tim Surveilan BPOM mengadakan pelatihan pemeriksaan dengan mengundang staf peneliti/pengajar pada pendidikan tinggi yang memiliki disiplin ilmu farmasi dan ilmu makanan (2 disiplin ini memiliki keahlian dalam makanan dan obat), saya pikir hal itu menjadi kredit poin bagi mereka untuk membantu kerja BPOM di lapangan. Misalnya, penyuluhan keamanan pangan dan keamanan penggunaan bahan berbahaya pada masyarakat, dapat dimanfaatkan oleh staf pengajar yang sudah memiliki sertifikat Surveilan sebagai bahan pengabdian masyarakat (salah satu poin kewajiban seorang dosen), atau para staf peneliti memberikan judul pada penelitian mahasiwa tugas akhir dalam pemeriksaan sampel di lapangan (untuk hal ini, perlu dilakukan validasi analisis yang terstandar).

Penyelesaian masalah kedua menyangkut masalah penegakan hukum, yang dikupas pada bahasan di bawah ini.

Tegaknya hukum

Undang-Undang (UU) atau peraturan yang mengatur sudah jelas, tetapi seperti layaknya Peringatan Pemerintah bahwa Merokok Merusak Kesehatan, agaknya UU atau peraturan di Indonesia hanya menjadi hiasan. UU Nomor 7 Tahun 1996 mengatur bahwa kesengajaan penggunaan bahaya sebagai bahan tambahan makanan, dikenakan denda maksimal Rp 600 juta, dan penjara 5 tahun, namun pengusaha baik industri kecil maupun besar tidak takut. Mengapa demikian? Simak saja kasus di Pontianak. BPOM telah mengajukan pengusaha ke pengadilan yang telah berulang kali melakukan penambahan formalin dan boraks dalam mi kuning, namun pada tahun 2002 pelanggar hanya didenda Rp 75.000,00 atau pelakunya dikenal Tipiring (Tindakan Pidana Ringan), padahal sudah jelas dalam UU diatur bahwa pelanggaran ini merupakan sanksi berat.

Kepala Badan BPOM meminta bantuan masyarakat untuk berhati-hati dan ikut mengawasi adanya formalin, boraks, rhodamin, dan zat berbahaya lain dalam makanan. Anjuran yang positif, tapi sayang untuk menuntut industri yang merugikan masyarakat saja, kita harus bayar Rp 250.000,00 per perkara.

Saya akan merasa ikut prihatin yang sangat dalam pada BPOM, sudah bersusah payah melakukan tugas, memeriksa, mengawasi, dan menyidik, tetapi pelanggarnya hanya dikenai sanksi bayar denda Rp 75.000,00 saja, belum teror-teror dari pengusaha pelanggar.

Jika penegakan hukum tidak diubah, pelaku tidak ditindak tegas, bukan mustahil jika tahun 2010 (Tahun Indonesia Sehat) masyarakat kita banyak yang mengidap kanker di pencernaan atau paru-parunya, para wanita penggemar baso susah memiliki keturunan, para putra negeri penuh kotoran di otaknya. Dan, BPOM mengeluh karena tugas semakin menumpuk.

Jadi, seperti halnya kasus keracunan dioksin, pemerintah harus me-warning para pengusaha baik industri kecil maupun besar. Jika terbukti melakukan pelanggaran (bukan hanya formalin tetapi seluruh zat berbahaya yang tidak boleh ada pada makanan), hukum pelaku sesuai UU, tutup pabriknya!!***

MUCHTARIDI, Lektor pada kuliah Analisis Kimia Bahan Makanan, Jurusan Farmasi Unpad Bandung.

BEDA GURU SEKOLAH NEGERI, SEKOLAH SWASTA, DAN BIMBINGAN BELAJAR


Guru merupakan ujung tombak keberhasilan suatu sistem pendidikan. Bagaimanapun sistem pendidikannya, jika guru kurang siap melaksanakannya tetap saja hasilnya sama "jelek". Sistem KBK yang diterapkan saat ini, sebetulnya sudah diterapkan di sekolah swasta yang ekonomi siswanya menengah ke atas. KBK suskses di sekolah swasta karena mereka berani memberikan kesejahteraan guru yang lebih baik dan fasilitas yang lengkap dibandingkan sekolah negeri, setidaknya ini juga disampaikan oleh Pak Said, bahwa sebetulnya yang sangat mempengaruhi kualitas guru adalah kondisi sosial guru. Renungkanlah kalimat yang diucapkan salah seorang guru besar Universiti Kebangsaan Malaysia saat melawat ke Jakarta "Di Indonesia sebetulnya gurunya pintar-pintar jika dibandingkan dengan Malaysia, lalu kenapa pendidikan disana lebih maju pesat, karena kami saat mengajar dalam benak kami tidak punya pikiran aduh gimana besok, sehingga kami benar-benar bekerja keras untuk pendidikan", kira-kira itulah sari kalimat yang disampaikan nya. Jadi, jika kita simak maksud kalimat saat mengajar dalam benak kami tidak punya pikiran "aduh gimana besok", saya yakin maksudnya bahwa agar guru mengajar dengan optinal di kelas, sebaiknya guru diberikan kenyamanan dalam hal kondisi sosialnya.

Di sekolah swasta yang bonafit, guru benar-benar dikontrol kualitasnya dengan berbagai program yang diadakan yayasan demi menjaga kualitas sekolah tersebut dan kepercayaan dari orang tua murid, sehingga hasilnya pun sangat memuaskan. Bukti sederhana bagaimana hasil didikan sekolah-sekolah swasta adalah prestasi siswa mereka di Olimpiade Sains tingkat Nasional dan Internasional. Misalnya, SMA Xaverius Palembang, SMA IPEKA Medan, dan SMA Aloysius Bandung, SMA BPK Penabur.

Guru di PNS (sekolah Negeri), sudah terlanjur terjebak oleh kalimat pahlawan tanpa pamrih, sehingga akibatnya posisi guru di masyarakat, bahkan di kalangan pejabat terasa terpinggirkan dan tersisihkan. Pemalsuan ijazah oleh caleg merupakan salah satu indikasi bahwa posisi guru diremehkan. Saat guru berpikir bahwa yang dilakukannya adalah hanya semata-mata ibadah, lalu godaan pun datang seperti siswa melecehkannya karena merasa "saya punya uang lebih", atau orang tua yang punya jabatan 'wah", seenaknya memaki guru oleh karena anaknya didisiplinkan, atau orang tua ingin anaknya punya rangking, sehingga mengembel-embel hadiah yang menjanjikan". Godaan itu, menjadi hal yang wajar dalam wajah pendidikan Indonesia, yang akhirnya menyeret keterpurukan bagsa ini. Bagi guru yang berkualitas, godaan tersebut seharusnya bisa ditolak, tapi malah ada juga guru yang marah ke siswa karena siswa tidak memberi hadiah saat kenaikan kelas.

Mungkin Pa Said lupa, mengapa banyak guru kurang optimal mengajar di kelas?. Cobalah simak bagaimana sekeksi guru PNS. Mengandalkan Akta IV yang dipunyai calon, calon guru hanya diuji tes tertulis, kemudian wawancara. Lalu apakan diuji cara mengajar atau meyampaikan materi pelajaran?. Ini juga salah satu kelemahan sistem seleksi guru kita di Indonesia (PNS), yang membuat guru mengajar kurang optimal, kita terlalu percaya bahwa yang punya Akta IV bisa mengajar, saya yakin tidak semua?. Kita patut puji Diknas Sukabumi, karena sistem seleksi guru di Sukabumi telah menerapkan hal tersebut. Dan ini pula, yang mengakibatkan kualitas guru di bimbel dengan guru sekolah timpang dalam hal menyampaikan materi.

Lalu bagaimana kualitas guru di sekolah dan di bimbel? Tulisan Sanita (HU PR Selasa, 04/05/04) yang berjudul "Bisakah sistem bimbel diterapkan di sekolah" merupakan ide yang cemerlang, tapi tidak semua betul. Beberapa hal yang mebedakan kuaitas guru di bimbel lebih baik dalam hal menyampaikan materi adalah sebagai berikut.

1. Seleksi guru. Di bimbel, sudah tentu syaratnya harus lulusan PTN, karena dia harus jadi panutan bagaimana siswa menembus PTN, tapi guru PNS tentu tidak hanya lulusan PTN. Selain harus lulus ujian tertulis, calon guru bimbel pun harus menyampaikan cara mengajar yang baik, setelah lulus 2 hal tersebut, biasanya guru diuji coba selama satu bulan, kemudian dinilai oleh siswa melalui angket tertulis, laliu dipertimbangkan untuk mengajar tetap di bimbel tersebut atau tidak sama sekali.

2. Pembinaan guru. Minimalnya setahun sekali, guru-guru bimbel diberikan penyegaran oleh pengajar senior setempat (tentu kualitas keilmuan dan mengajarnya sangat baik). Hal ini dilakukan di Bimbel, tapi guru-guru sekolah melalui Diknas mendapatkan penyeegaran tidak sesering itu.

3. Kesejahteraan guru. Tanyakanlah pada guru-guru yang sudah mengajar di bimbel 5 tahun ke atas. Saya yakin gajinya di atas 2 juta sebulan (meskipun tidak semua), bagaimana di sekolah?. Tetapi, meskipun gaji guru di sekolah tidak lebih sampai 2 juta, guru sekolah punya jaminan kesehatan, tunjangan pensiun, tunjangan dapur, tetapi umumnya di bimbel tidak ada.

4. Fasilitas. Siapa yang tidak senang belajar dengan suasana nyaman, dengan AC, absensi dengan komputer, atau bahkan belajar dengan multimedia, tulisan pengajarnya bagus dan warna-warni (dengan spidol).

5. Guru entertainer. Hal ini yang sulit dimiliki guru, rasa tertekan oleh kondisi social membuat guru sekolah hampir praktis tidak punya rasa entertainer, misal humor, hiburan. Tapi tidak sedikit guru yang memiliki hal itu disekolah. Alasan saya saat SMA menyukai fisika atau kumia, karena guru fisikanya selalu bernyanyi saat siswa menulis, atau guru kimia selalu humor di tengahsiswa serius. Di bimbel sikap entertainer sudah menajdi tuntukan jika tidak ingin kalah bersaing. Keramahan juga merupakan sikap entertainer guru, sehingga guru bimbel selalu bersedia ditanya masalah pelajaran kapanpun.

6. Evaluasi belajar yang rapih. Sistem evaluasi dengan dengan komputerisasi, sehingga siswa dapat dievaluasi kelemahannya di materi atau pelajaran apa, umumnya dilakukan di bimbel.

Namun, tidak semua sistem di bimbel lebih bagus, bahkan banyak hal sistem disekolah lebih bagus. Sistem bimbel pun sulit diterapkan di pelosok, apalagi jika anggaranya terbatas. Keunggulan sekolah dibandingkan bimbel dapat dilihat dari beberapa berikut ini:

1. Di bimbel yang diajarkan hampir bersifat praktis, rata-rata bukanlah konsep dasar, bahkan adakalanya guru bimbel mengajarkan cara cepat yang tidak logis atau tidak dterangkan rumus cepat itu dari mnana. Di sekolah, sudah pasti yang diajarkan konsep dasar (keilmuan dasar), karena hal itu tuntutan kurikulum dari DIKNAS. Sehingga beban guru sekolah sebetulnya lebih berat. Tapi tidak sedikit guru bimbel yang mengajarkan konsep dasar. Guru sekolah, yang juga mengajar di bimbel, biasanya sering mengkombinasikan hal ini, konsep dasar diajarkan dan carac cepat pun diberikan. Guru ini biasanya menajdi favorit di sekolah

2. Di sekolah punya guru BP, tempat siswa curhat. Sayang, hal ini belum dioptimalkan oleh siswa. Namun saat ini, ada juga bimbel yang mengadakan konsultasi mental dalam mengahadapi ujian, sampai mendatangkan pakar otak kanan agar lebih menarik siswa, meskipun bayarannya lebih mahal.

3. Wibawa guru di sekolah sebetulnya lebih besar, siswa lebih segan pada guru sekolah. Tapi bandingkan di Bimbel, tidak sedikit siswa yang seenaknya melecehkan guru, terutama siswa kelas 2, tapi itupun tergantung pendekatan gurunya.

Era globalisasi di Indonesia sudah mulai, jadi Guru berkualitas pun sudah merupakan tuntutan dalam pendidikan nasional. Lalu seperti apa guru berkualitas itu? Tentu yang mengajarnya dimengerti siswa, wawasan keilmuannya baik, suri tauladan bagi pendidikan moral siswanya, dan punya keinginan untuk meng-up grade dirinya, dan totalitas bagi pendidikan. Jika melihat dari permasalah-permasalan yang ada, tentu meningkatkan kulitas guru di sekolah bukan hal yang mudah, tetapi saya punya beberapa pemikiran untuk hal tersebut.

1. Kesejahteraan guru sudah menjadi hal yang wajib untuk diperhatikan, agar posisi tawar guru lebih besar dalam tatanan republik ini. Artinya, jika suatu waktu ekonomi Indonesia membaik, wajar jika guru ditingkatkan kesejahteraanya. Di Negara-negara yang pendidikan maju seperti Jepang, Malaysia atau Singapura gaji guru lebih utama di bandingkan pegawai lain.

2. Dalam penyeleksian Guru hendaknya selalu diuji bagaimana guru menyampaikan materi pelajaran ke siswa, jika memang kurang baik mengajarnya, meskipun tes tertulis lulus lebih baik digagalkan. Atau, jika seleksi dosen ada tes psikotes, mengapa pada seleksi guru tidak dilakukan.

3. Sertifikasi guru dan pembinaan guru perlu dilakukan secara rutin, terutama bagi pengajar baru atau pengajar lama yang memang banyak dikeluhkan oleh siswa kurang baik mengajarnya. Pemerintah dalam hal ini Depdiknas harus tegar, jika guru tersebut tidak bisa mengajar, lebih baik dipindahkan di bagian lain. Jadi, Depdikas sebaiknya memiliki seksi yang memonitoring kualitas guru.

4. Fasilitas sangat mendukung keberhasilan sistem pendidikan. Jika Pemerintah serius terhadap pendidikan, maka fasilitas harus diperbaiki. Untuk halk ini, Pemerintah harus menganggarkan lebih banyak dalam APBN Pendidikan, karena masih banyak sekolah yang tidak layak pakai.

5. Reformasi 3 hal di atas, tentu memerlukan anggaran dana, oleh karena itu Pemerintah bersama legislatif harus berjuang keras agar APBN pendidikan ditingkatkan di atas 20 %.

Pengalaman saya menangani siswa SMA selama 10 tahun, bagaimanapun jenis kepandaian siswa, jika pendekatan dari gurunya benar, kemungkinan keberhasilan siswa sangat besar. Siswa SD, SMP, dan SMA sangat sekali tergantung pada guru. Jika gurunya menyenagkan, maka siswa itu akan sukan pada pelajaran yang gurunya menyenagkan. Faktor ini merupakan salah satu yang memepengaruhi siswa dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi (PT). Hingga saat ini, saya sangat suka kimia, sehingga saya dipercayakan menjadi dosen yang memegang kimi jurusan saya, hal ini dikarenakan guru-guru kimia saya saat kelas 1 hingga kelas 3 SMA menyenangkan, dan lulusan SMA saya umumnya memilih jurusan yang banyak kimianya di PT. Saya yakin kecendurungan ini juga terjadi di sekolah lain, namun berbeda dengan di PT, idealisme mahasiswa lebih menentukan apa yang harus dia pilih. Mengingat hal di atas, maka Guru merupakan ujung tanduk di sekolah, jika gurunya berkualitas maka siswanya pun senang, tidak gentar hadapi UAN, bahkan SPMB sekalipun.